《衛報》(The Guardian)17日刊出蘇托波(Sutopo Purwo Nugroho)專訪《印尼愛戴著來日無多的發言人》(Indonesia's love affair with its dying natural disaster spokesman),指出這位發言人比起自己的病情,更擔憂國家遭受的災情,他如此盡忠職守,也當然深受印尼人的喜愛。蘇托波說:「一場災難襲擊時,有時候我會忘了我正在生病,腎上腺素飆升,我的精神都回來了。但是當我不在工作崗位,就只是待在家,我就感到病痛。」
80 wartawan TVRI dari berbagai daerah belajar penanggulangan bencana. Mereka antusias bertanya tentang bencana yang sering dihadapi di lapangan. Jurnalisme bencana penting bagi wartawan. Stasiun TV atau media lain, kapan mau belajar penanggulangan bencana? Kami siap membantu. pic.twitter.com/bG5RotDwFF
PMI dan relawan melakukan evakuasi korban di wilayah Petobo Kota Palu. Diperkirakan korban masih banyak yang hilang namun kondisi medan berat. Jenazah yang ditemukan kondisinya sudah tidak baik, sulit dikenali dan langsung dimakamkan. pic.twitter.com/Qb2yETYaZo
Ternyata jaman purba dulu, ada dinosaurus botak juga. Apa dinosaurusnya terlalu banyak belajar dan bekerja seperti yang saya lakukan dulu ya? Sesama botak harus kompak. Toss ala sesama kepala botak. Botak itu indah. Operasi plastik buat numbuhin rambut ah hehehe pic.twitter.com/bVVYwkXEsd
Meski hidup saya dalam marabahaya, saya tetap berusaha memberikan informasi bencana kepada media dan masyarakat. Begitu banyak media dan masyarakat yang sayang kepada saya. Sebaliknya saya pun selalu sayang dan mencintai rekan-rekan media dan masyarakat. Hidup harus bermakna. pic.twitter.com/JRTgBfJqyB
Sehat itu mahal. Jika kita sudah menderita sakit, apalagi sakit kritis, apapun akan kita lalukan demi kesembuhan. Tapi jika kita sehat dan dinasehati untuk bergaya hidup sehat pasti selalu ada alasan. Kurangi atau berhentilah merokok. Perbanyaklah makan sayur dan buah. pic.twitter.com/Jqoufd1qfO